Monday 20 June 2011

7 Pedang Legendaris


















<!--[if gte mso 9]> Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4 -->

Saturday 11 June 2011

Black Hole (Lubang Hitam)

Misteri lubang hitam yang bertebaran di jagad raya dikatakan hampir mirip dengan konsep rentetan kejadian-kejadian aneh nan misterius yang terjadi di kawasan Segitiga Bermuda. Tapi berbeda dengan kasus-kasus di Segitiga Bermuda yang rata-rata menelan kapal laut maupun pesawat terbang, lubang hitam itu bisa dikatakan lebih hebat lagi, ia digambarkan berbentuk lubang gravitasi yang ukurannya dapat lebih luas/besar daripada matahari, serta ia mampu menarik dan menelan apa saja yang berada didekatnya, termasuk planet-planet.
Bahkan partikel cahayapun tidak mampu untuk meloloskan diri dari tarikan gravitasi lubang hitam yang super dahsyat. Misteri yang menyelubungi terjadinya fenomena lubang hitam bagaimanapun juga hanya mampu dikaji dari jauh, lantaran kemampuan sains dan teknologi manusia masih belum mampu membawa mereka menghampiri lubang itu.
Teori lubang hitam dikemukakan lebih dua ratus tahun lalu. Pada 1783, ilmuwan Barat, John Mitchell mencetuskan teori mengenai kemungkinan wujudnya sebuah lubang hitam setelah beliau meneliti dan mengkaji teori gravitasi Isaac Newton. Beliau berpendapat, jika objek yang dilemparkan tegak lurus ke atas, maka ia akan terlepas dari pengaruh gravitasi Bumi setelah mencapai kecepatan lebih dari 11 kilometer perdetik, maka tentu ada planet atau bintang lain yang memiliki gravitasi lebih besar daripada Bumi. Istilah 'lubang hitam' pertama kali digunakan oleh ahli fisika Amerika Serikat, John Archibald Wheeler pada 1968. Wheeler memberi nama demikian kerana lubang hitam tidak dapat dilihat, kerana cahaya turut tertarik ke dalamnya sehingga kawasan disekitarnya menjadi gelap. Menurut teori evolusi bintang, lubang hitam berasal dari sejenis bintang biru yang memiliki suhu permukaan lebih dari 25,000 derajat celcius. Ketika pembakaran hidrogen di bintang biru yang memakan waktu kira-kira 10 juta tahun selesai, ia menjadi bintang biru raksasa. Kemudian, bintang itu menjadi dingin dan menjadi bintang merah raksasa. Dalam fase itulah, akibat tarikan gravitasi-nya sendiri, bintang merah raksasa mengalami ledakan dahsyat atau disebut dengan Supernova dan menghasilkan dua jenis bintang yaitu bintang Netron dan lubang hitam.
Supernova Pengamatan dari teleskop sinar-X ruang angkasa selama lebih dari satu dekade menunjukkan kekuatan tarikan gravitasi lubang hitam menyebabkan banyak bintang yang hancur dan ditelan olehnya. Ahli-ahli astronomi sudah berhasil mengamati bagaimana proses lubang hitam menyedot gas yang berterbangan di sekitarnya. Gas yang disedot itu menjadi panas sehingga memancarkan radiasi dalam berbagai panjang gelombang, mulai dari gelombang radio hingga gelombang sinar-X. Berdasarkan pengamatan ahli-ahli astronomi dari Max Planck Institute for Extraterrestrial Physics, Jerman, pernah menyaksikan sebuah bintang yang mendekati lubang hitam raksasa dan akhirnya lenyap ditelan. Lubang hitam raksasa yang berhasil disaksikan tersebut berada di pusat galaksi RX J1242-11 yang berjarak 700 juta tahun cahaya dari Bumi. Bintang itu memiliki ukuran sebesar Matahari sistem tata surya kita.
Bintang tersebut hancur sedikit demi sedikit dan ditarik ke dalam lubang selama beberapa hari. Pada tahap awal, ia kehilangan gas-gas yang berada di sekelilingnya. Setelah itu, bintang tersebut menjadi lebih panas jutaan darajat celcius dan ahirnya hilang ditelan lubang hitam. Dalam proses itu, ia melepaskan tenaga yang sangat kuat yaitu setara dengan tenaga yang dihasilkan pada ledakan Supernova. Ahli astronomi dapat memperkirakan kedudukan lubang hitam dengan cara memperhatikan cahaya di sekitar bintang ataupun gas di angkasa. Apabila suatu tempat di angkasa luar tidak ditemui cahaya tetapi di sekitarnya terdapat banyak objek-objek angkasa menuju ke satu titik dengan kecepatan tinggi sebelum ahirnya menghilang, maka titik tersebut tidak lain adalah lubang hitam.
Terdapat banyak lubang hitam di seluruh semesta ini, malah ada teori yang mengatakan di galaksi Bima Sakti juga terdapat sebuah lubang hitam! Lalu adakah kemungkinan jika nantinya matahari beserta planet-planet yang mengelilinginya termasuk bumi akan tertelan oleh lubang hitam tersebut? Saat ini, ahli astronomi memberikan jawaban, tidak kerana dibandingkan dengan Lubang hitam pada galaksi lain-nya, sifat lubang hitam di Galaksi Bima Sakti dikatakan sedang dalam keadaan tenang.
Misteri yang menyelubungi lubang hitam akan terus menarik minat para ahli astronomi untuk terus meneliti-nya sehingga mendapatkan suatu jawaban yang memuaskan. Selagi manusia belum mampu menjelajah jauh ke luar angkasa, maka jawaban itu gagal diperoleh dan berbagai teori tanpa bukti akan terus dikemukakan untuk memecahkan misteri alam semesta ini.

Untuk Pembaca: Semua yang saya uraikan diatas merupakan teori Black Hole sebelum direvisi oleh Stephen Hawking beberapa waktu yang lalu, untuk edisi revisi-nya silakan teman-teman cari sendiri di Mbah Google.(,,heheheheheee,,,)

Monday 6 June 2011

Penelitian Tentang Bangsa Maya ( Kiamat 2012 )

Artikel ini ditulis oleh william hart berdasarkan penelitian tentang kalender suku maya, keakuratannya dan hal2 yang berhubungan dengan gejala alam yang terjadi akhir2 ini. Dalam artikel yang dimuat di awal 2004, aku menekankan bahwa kita saat ini berada di putaran matahari terakhir. Periode putaran terakhir ini berlangsung selama 8 tahun, mulai 2004-2012, dan kuberi nama “The Portal”. Artikelku dilandasi oleh penelitian terhadap kalender suku Maya, yang sudah kulakukan selama 27 tahun. Dalam system kalender Maya, aku mengamati siklus bintik matahari, Transit planet Venus dan kaitannya dengan bencana alam yang terjadi. Rangkaian akhir penelitian tersebut belum kutemukan, sampai di tahun 2002. Di tahun itu, aku sadar..tahun 2012 yang katanya, merupakan tahun terakhir dalam kalender suku Indian Maya, juga merupakan titik puncak pergerakan matahari dan transit kedua Planet Venus. Penelitian intensifku terhadap bintik matahari menunjukkan bahwa pergerakan bintik tersebut selama 11 tahun memiliki dampak besar bagi umat manusia. Percaya atau tidak, tapi hal-hal yang terjadi, seperti : perang, bencana alam, sampai pergerakan bursa saham, bergerak sesuai dengan arah bintik matahari!


(Bintik Matahari)

Banyak peneliti independent lainnya berkesimpulan sama denganku. Tapi, tak ada yang menyadari, kaitan kalender suku Indian Maya mengenai tahun 2012 dengan pergerakan transit Planet Venus dan bintik matahari. Ketiganya berhubungan! Inilah alasan kenapa ada istilah “Solar Priest”, dan inilah dasar dari ilmu sains jaman dulu. Sebenarnya, pemahaman orang Maya tentang sains sangat baik. Menurut Indian Maya, kalender merupakan sebuah siklus yang diberi nama “Siklus Abad Matahari” yang berlangsung selama 5125 tahun. Menurut orang Maya, kita kini berada di akhir periode matahari kelima. Saat aku mencocokkan masa transit Planet Venus pada kalender kita, aku terkejut. Ternyata orang-orang jaman dulu sangat memahami siklus periodic, dan aktivitas astronomic yang baru ditelaah bangsa Barat 300 tahun yang lalu. Apakah cuma berdasar kebetulan, kalau mereka mengatakan bahwa tahun 2012 adalah akhir dari system kalender tersebut? Pertanyaan inilah yang membuatku menyelidiki catatan sejarah untuk melihat apakah ada kaitan antara transitnya Planet Venus dan bencana alam di bumi. Apa yang kudapat, membuatku terkejut. Penemuanku ini, adalah jawaban dari berbagai misteri yang menjadi tanda tanya bagi banyak peneliti selama ini. Aku takjub saat menemukan, bahwa periode transit Venus pernah terjadi di tahun 1518-1526. Dan, dalam kurun waktu tersebut, seorang lelaki bernama Hernan Cortez memimpin 300 tentara Spanyol untuk menduduki Meksiko. Sulit membayangkan, bagaimana 300 orang bisa menaklukkan Kerajaan Aztec yang sangat kuat dan memiliki pertahanan militer hebat. Tetapi itu terjadi. Kemenangan Spanyol ini, mungkin terkait ramalan kuno yang dipercaya para pemimpin kuil. Yaitu mengenai kembalinya Dewa Quetzacoatl di tahun 1 Reed (1518). Dewa tersebut memiliki hubungan erat dengan Planet Venus. Quetzacoatl digambarkan sebagai laki-laki berkulit putih, berjenggot dan datang ke Meksiko kuno untuk mendidik masyarakat yang terbelakang, menjadi beradab. Ramalan ini mungkin terdengar seperti omong kosong bagi kita. Tapi, bagi bangsa Aztec saat itu, ketika ada perahu muncul di perairan Yucatan, Raja Montezuma begitu ketakutan, sampai-sampai tak bisa berpikir jernih. Hal ini tercatat dalam sejarah, meski secara logika tak masuk akal. Andai bangsa Aztec tidak percaya pada ramalan ini, maka ke 300 pasukan Spanyol yang datang bisa mereka hancurkan dengan mudah. Kenapa bangsa Aztec bisa terjebak dalam ketakutan yang dalam? Setelah kupelajari, ternyata sebelum Cortez datang, terjadi bencana meletusnya Gunung Popocateptyl. Di samping itu, sejumlah aktivitas paranormal juga terjadi di sana, seperti penampakan UFO dan banjir besar yang mendadak melanda ibu kota mereka. Para pemimpin spiritual Aztec telah meramalkan akhir peradaban bangsa pembangun pyramid tersebut, yang kemudian direalisasikan oleh kedatangan Cortez, bertepatan dengan periode kedua transitnya Planet Venus, di tahun 1526. Ramalan tentang tahun 2012 memiliki berbagai makna penting, setelah aku menjalankan penelitian ini. Periode transit Planet Venus berikutnya adalah tahun 1631-1639. Dan yang membuatku terkejut adalah, untuk pertama kalinya, setelah periode transit tersebut, bintik matahari menghilang selama 70 tahun. Dan periode ini dikenal sebagai “zaman es kecil”. Setelah itu, bintik matahari muncul lagi di tahun 1720, dan aktivitas matahari meningkat, hingga mencapai puncaknya, yaitu di tahun 1960. Kini, semuanya semakin dramatis. Jika orang-orang Indian Maya itu tepat, maka…akan ada semacam ledakan matahari yang mencapai puncaknya di tahun 2012, di mana siklus bintik matahari akan mencapai puncaknya secara bersamaan dengan transitnya Planet Venus. Aku kemudian mengumpulkan berbagai data bencana alam, mulai dari tahun 1900 hingga sekarang. Dan hasil pengamatanku, sangat menakutkan : jumlah, frekuensi dan kekuatan bencana alam, mulai dari gempa, letusan gunung hingga badai meningkat pesat sejak tahun 1960. Para ilmuwan berusaha menyembunyikan kenyataan ini dari masyarakat luas, dengan memusatkan perhatian kita pada “data rata-rata “ (average) saja, bukan data pertambahan jumlah bencana alam katastrofik . Statistik yang diterbitkan dibuat sehalus mungkin, supaya tidak menakutkan, jadi hanya menampilkan jumlah rata-rata saja. Hal ini bertujuan untuk menutupi fakta bahwa jumlah kejadian bencana alam seperti aktivitas vulkanik, gempa, badai dan gejala alam lainnya,sesungguhnya meningkat tajam selama 45 tahun terakhir! Apa yang menyebabkan para ilmuwan tidak transparan? Seolah-olah mereka membiarkan masyarakat luas “terlena”……!!! Ada apa sesungguhnya??? Rutinitas kesibukan dan berbagai problematika hidup, membuat kita nggak menyadari, bahwa sesungguhnya..di sekitar kita, perubahan-perubahan mulai terjadi. Kalau bencana itu bukan bencana besar, biasanya kita nggak menyadarinya. Yang ingin saya tegaskan di sini adalah, para pemimpin bangsa Maya ribuan tahun lalu sudah mengetahui, bahwa pergerakan matahaari, saat memasuki periode ini, mengakibatkan peningkatan tajam pada jumlah bencana alam.Matahari sesungguhnya merupakan semacam dynamo elektromagnetik yang mempengaruhi biosfir bumi. Jadi, akivitas matahari pasti berdampak pada planet bumi, sekecil apapun itu. Sekarang, ayo kita melihat data yang ada! Di abad ke 19, jumlah gempa bumi yang tercatat ada 2119 kejadian, di seluruh dunia. Dan laporan statistic gempa tahun 1970 di Amerika, mencatat 4139 kejadian. Ini di Amerika saja. Bandingkan peningkatannya! Dan, jumlah gempa terbanyak mulai bermunculan sejak tahun 1960. Menurut catatan, gempa terbesar saat itu terjadi di Chili. Bersamaan dengan ini, berbagai bencana lainnya susul menyusul, seperti : letusan gunung berapi skala besar, badai, topan dan angin putting beliung. Pada tahun 1990, Gunung Popocatpetyl meletus, setelah selama berabad-abad tertidur. Dan beberapa gunung di Meksiko juga meletus tak lama setelahnya. Di abad 19, jumlah letusan gunung berapi bisa dihitung dengan jari. Tapi semenjak tahun 1960, letusan gunung berapi mulai bermunculan. Berikut, catatan daftar bencana badai tornado per decade:


Badai Tornado

Periode 1950an, ada 4796 kejadian
Periode 1960an, ada 6813 kejadian
Periode 1970an, ada 8580 kejadian
Periode 1980an, ada 8196 kejadian
Periode 1990an sampai hari ini, lebih dari 10.000 kejadian!! Pada tiap decade, pertambahan jumlah tornado dahsyat semakin tinggi. Ada 13 kasus tornado di tahun 1996, dan 28 kasus di tahun 1998. Menurut laporan UNISDR (United Nastions Disaster Reduction Agency) terbitan 17 September 2004, bencana alam meningkat tajam jumlahnya, dengan skala global. Pada tahun 2003, sebanyak 254 juta orang terkena dampak berbagai bencana alam yang terjadi. Dan jumlah kasusnya, 3 kali lipat dari tahun 1990. Menurut statistic milik Pusat Riset Epidemiologi Bencana Alam di Universitas Louvain, Belgia, selama satu decade terakhir, pertambahan jumlah korban bencana alam sangat pesat. Kesimpulan ini sejalan dengan pernyataan dari Zurich Re, perusahaan asuransi terbesar dunia, yang mengatakan bahwa “sejak tahun 1960, bencana alam bagaikan industri yang perkembangannya begitu pesat.” Para ilmuwan kita baru saja menemukan fakta yang telah diketahui oleh para ilmuwan kuno, ribuan tahun yang lalu, bahwa bumi harus melalui siklus periodic yang menyebabkan kejadian bencana alam meningkat pesat. Namun, para ilmuwan kita belum menyadari bahwa siklus ini dipengaruhi fluktuasi bintik matahari. Inilah inti dari pengetahuan yang dimiliki para ilmuwan kuno. Jangan salah paham dulu, aku belum menyimpulkan apa-apa, dan tidak membuat klaim apapun. Sejauh pengamatanku, system pengamatan bintik matahari ini sudah dikembangkan sejak lama. Dan aku berharap, berbagai kejadian yang melanda planet kita ini, bisa membuat semua orang menyadarinya. Saat ini, kita semua sedang menghitung mundur ke tahun 2012, dan bumi makin bergejolak, luapan gas panas, banjir, longsor, lahar dan letusan gunung terjadi di mana-mana. Saya pernah membuat beberapa prediksi mengenai pemahaman ini. Saya pernah menegaskan, bahwa kita semua akan mulai merasakan akselerasi pertambahan bencana alam, saat transit planet Venus tahap pertama dimulai, yaitu tahun 2004. Ini berarti, kita sudah masuk di Era Portal, dan apa maksudnya? Lihat saja, jumlah aktivitas vulkanik meningkat tajam. Semuanya dimulai pada tanggal 22 Juni 2004, saat Gunung Ijen di Jawa, Indonesia, tiba-tiba aktif. Kemudian tanggal 29 Juni, gunung Bezymianny di Rusia meletus. Di Juli 2004, tercatat 8 gunung susul menyusul meletus di seluruh dunia, mulai dari Jepang, Amerika Tengah, sampai Indonesia. Bulan Agustus, letusan kembali terjadi di kawasan selatan Samudera Atlantik, Papua Nugini dan IndonesiaKondisi ini bukanlah aktivitas vulkanik normal. Tak mungkin bisa susul menyusul secepat itu. Kejadian vulkanik semakin intens di bulan September 2004. Ada 15 gunung tercatat aktif dengan aktivitas vulkanik yang mengakibatkan gempa skala sedang. Di bulan September 2004, Gunung Aetna di Itali, Mauna Loa di Hawaii dan Gunung Kiki di Jepang secara bersamaan aktif, disusul gunung-gunung yang ada di Kolombia, Alaska, Indonesia, Kongo dan Rusia. Pada tanggal 5 Oktober 2004, tercatat 10 gunung bersamaan kembali aktif, seiring meletusnya Gunung St.Helens. Gempa dan Letusan gunung berapi skala besar terus menunjukkan pertambahan, pada setiap decade :

Aktivitas Vulkanik tahun 2004 ( Periode Bulan Juni-Oct 8, 2004)


June 10 — Kamchatka Peninsula, Russia – 6.9M
June 28 — Illinois — 4.2M
June 28 – Selatan Timur Alaska — 6.8M
July 01 – Timur Turkey — 5.2M
July 24 – Selatan Sumatra Indonesia — 7.3M
September 05 – Pantai Selatan Barat Honshu, Jepang — 7.2M
September 05 – Pantai Selatan Honshu, Jepang — 7.4M
September 28 — California — 6.0M
October 08 – Kepulauan Solomon — 6.8M
October 08 — Mindoro, Filipina — 6.5M
October 09 – Dekat pantai Nicaragua — 6.
Jika kita mundur ke 5-6 dekade lalu, maka tingkat aktivitas vulkanik dan gempa jauh lebih kecil dibandingkan data ini. Hal ini membuktikan, adanya peningkatan aktivitas vulkanik yang pesat sejak tahun 1960. Semua ini sesuai dengan prediksi para Pemuka bangsa Maya. Peningkatan berbagai bencana alam dan aktivitas vulkanik mencapai titik puncaknya antara tahun 2010 hingga 2012. Apakah ini berarti dunia akan berakhir?? Apakah ini berarti, punahnya kehidupan?? Prediksi Indian Maya tentang 2012 tidak menyebutkan tentang punahnya kehidupan, tapi, bagi mereka, 2012 adalah AKHIR dari siklus periode 5000 tahun tersebut. Kita semua telah menjadi saksi ganasnya bencana alam yang terjadi di seluruh dunia dan perubahan-perubahan iklim yang dramatis. Maksud tulisanku, bukanlah menciptakan kepanikan, atau ketakutan. Kita harus menggunakan pengetahuan kuno ini untuk mempersiapkan diri menghadapi era kekacauan yang sedang kita jelang. Perubahan-perubahan sudah terjadi. Mulai sekarang, perhatikanlah alam lebih seksama. Sadarkah Anda, bahwa para ilmuwan kita sepanjang decade ini begitu intens mempelajari, memantau dan berusaha mengembangkan formula untuk memprediksi bencana alam, seperti gempa, letusan gunung, badai dan lain-lainnya? Ada satu kepanikan di kalangan para ilmuwan geologi yang tak disadari oleh masyarakat umum. Apa yang sesungguhnya sedang terjadi? Para ilmuwan ini tahu, sesuatu yang dahsyat akan terjadi. Para ahli fisika gempar ketika menyadari matahari mendadak mengalami rangkaian ledakan dan badai. Hal ini tak diduga, karena sepanjang tahun 1999 hingga 2001, kita sudah melalui periode siklus bintik matahari. Biasanya, sesudah siklus, matahari mengalami saat tenang. Tapi, ini tak terjadi! Malah aktivitasnya semakin bergolak. Apa yang sesungguhnya terjadi, tak bisa diperkirakan secara akurat. Pada tanggal 26 Desember 2004, satu dari empat gempa terbesar yang melanda planet ini terjadi, yaitu gempa berkekuatan 9 skala Richter, yang mengakibatkan gelombang tsunami dahsyat di Samudera Hindia. Sampai hari ini, aktivitas vulkanik di seluruh dunia tercatat masih tinggi.